Social Icons

Friday, October 14, 2011

Perubahan Politik

A.    PENYEBAB PERUBAHAN POLITIK
Perubahan merupakan hasil interaksi kepentingan yang secara ketat dikontrol, bahkan ditentukan oleh posisi sosial atau kondisi materiil elit yang terlibat. Ada dua faktor yang menyebabkan terjadi perubahan, yaitu:
a.    Konflik kepentingan
Konflik yang berupa ketegangan saja cenderung menimbulkan perubahan di dalam sistem atau dampak kebijakan yang bersifat moderat, sedangkan konflik yang berupa kontradiksi cenderung menggoyahkan keseimbangan sistem sehingga dapat menimbulkan perubahan sistem dan dampak kebijakan yang bersifat mendasar.
b.    Gagasan atau nilai-nilai baru
Sebagai variabel yang independen yang menjelaskan perbedaan antara sistem sosial dan proses-proses perubahan dan reproduksi.
Faktor lain yang menimbulkan perubahan, yakni ada berbagai kebijakan yang secara disengaja, terencana, dan terorganisasikan dibuat dan dilaksanakn oleh pemerintah.
B.     DIKOTOMI MASYARAKAT TRADISIONAL DAN MODERN
Modernisasi politik merupakan salah satu bentuk pembangunan politik. Artinya, proses pembangunan menuju keadaan yang dialami oleh masyarakat. Ada dua tipologi yang dianggap penting, yaitu yang bersifat umum, dan yang bersifat khusus.
Parsons dan Shills menganjurkan agar masyarakat digambarkan, dibandingkan dan dievaluasi berdasarkan lima variabel pola (patten Variabels), sebagai berikut:
a.    Afektif ataukah afektif yang netral.
b.    Orientasi kolektif ataukah orientasi individual.
c.    Universalisme ataukah partikularisme.
d.   Faktor kemampuan ataukah faktor keturunan dan hadiah.
e.    Kespesifikan ataukah keberbauran.
Kelima variabel pola ini merupakan tipe ideal (ideal type) yang menggambarkan perbedaan secara sangat tajam untuk tujuan mempermudah dalam klasifikasi dan perbandingan.

Tujuh ciri sistem politik modern, yaitu:
1.    Sistem organisasi pemerintahan yang sangat terdiferensiasikan dengan fungsi-fungsi yang spesifik.
2.    Integrasi di dalam struktur pemerintahan sangat tinggi.
3.    Prosedur yang rasional dan sekuler dalam pembuatan keputusan.
4.    Keputusan-keputusan politik dan administratif bervolume besar, mencangkup bidang yang luas dan sangat efektif.
5.    Identifikasi masyarakat yang luas dan mendalam dengan sejarah, wilayah, dan identitas nasional negara.
6.    Perhatian dan keterlibatan masyarakat yang sangat luas dalam sist em politik, meskipun belum tentu semua terlibat dalam pembuatan keputusan.
7.    Alokasi peran-peran politik ditentukan berdasarkan kemampuan daripada atas dasar keturunan atau pemberian alam (ascription dan ascribed).
Hunting menyimpulkan sembilan karakteristik proses modernisasi, yaitu:
1.    Revolusioner : Perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern melibatkan perubahan dalam pola kehidupan manusia secara radikal dan menyeluruh.
2.    Kompleks : perubahan itu melibatkan hampir semua bidang pemikiran dan perilaku manusia.
3.    Sistemik : perubahan dalam satu faktor akan berkaitan dan mempengaruhi perubahan pada faktor lain.
4.    Global : perubahan tidak hanya berasal dari Eropa  pada abad kelimabelas dan keenambelas, tetapi telah pula menjadi gejala dunia.
5.    Evolusioner : keseluruhan perubahan yang dilibatkan dengan modernisasi hanya akan dicapai dalam proses waktu yang panjang.
6.    Bertahap : proses perubahan yang dialami oleh semua masyarakat dapat dikelompokkan dalam beberapa tahap.
7.    Penyeragaman : berbagai masyarakat tradisional yang ada barangkali hanya sama dalam sifat tradisional itu, tetapi masyarakat modern  memiliki karakteristik yang sama.
8.    Tak akan mundur lagi : meskipun mengalami kemunduran sementara, modernisasi secara keseluruhan tidak akan mengalami kemunduran.
9.    Progresif : trauma modernisasi sangat meluas dan mendalam, tetapi untuk jangka panjang modernisasi bukan hanya tak terelakan tetapi juga diperlukan.

No comments:

 

Sample text

Sample Text

Download

Sample Text